Skip to main content

Sebuah Surat Untuk Mama

Jakarta, 26 Desember 1975.
tempat, tanggal, bulan dan tahun istimewa bagi parempuan manisku bergigi gingsul dan berlesung dipipi kanannya. Lahir sebagai anak ketiga dari enam bersaudara, kata bude dan tante, mama anak yang paling disayang bukan berarti tidak sayang dengan yang lain hanya saja mama lah yang paling penurut. Mama adalah sosok yang supel, temannya banyak dan beragam padahal banyak yang bilang mama punya wajah yang jutek banget! tapi jangan salah kalau sudah kenal asiknya ga ketulungan. Pernah melanjutkan sekolah di Universitas Borobudur Jakarta D3 akademi akuntansi.

Setauku dari cerita yang selalu dapat dari mama setelah menikah mama mengikuti papa untuk tinggal di Surabaya, mama kerja sebagai akuntan di salah satu kantor. Pada tahun 1999, tepatnya bulan Juni tanggal 1 lahirlah aku, anak perempuan pertama, cucu pertama, cicit pertama, dan juga canggah pertama dikeluarga mama. Aku bisa membayangkan betapa bahagianya mama dan papa pada saat itu telah memilikiku, pede sekali rupanya aku.

Pada saat mama bekerja aku sempat dititipkan di tempat penitipan anak di tempat mama bekerja, tapi dengan kondisiku yang tidak bisa menerima susu formula dan sering sakit, memutuskan mama untuk berhenti bekerja dan menemani aku untuk tidak melanjutkan karirnya, betapa bahagianya aku dan papa memiliki mama dan istri yang sangat pengertian dan cinta dengan keluarganya. 

Singkat cerita, pada tahun 2003 mama melahirkan seorang malaikat kecil lagi yang diberi nama Irasikah, kata mama sih arti nama Irasikah ialah wanita yang tangguh. Tahun 2013 mama dan papa diberi rezeki kembali olehNya karena telah dikaruniai putri kecil yang diberi nama Irjelita, padahal aku berharap adik kedua ku ini cowok tapi gapapa yang penting kami selalu diberi kesehatan dan rejeki yang cukup oleh Allah.

Alhamdulillah hidupku selalu diberi kebahagiaan olehNya, meskipun kadang aku sering lupa untuk bersyukur dan tidak membandingkan dengan kehidupan orang lain, because every life has its own size. Hari kamis tanggal 11 bulan April 2019. Dini hari pukul 02.00 di Dukuh Menanggal hujan lebat disertai guntur yang kencang, aku terbangun dari tidurku tak biasanya aku terbangun sekalipun badai datang. Hati serasa ada yang beda, tapi aku kembali melanjutkan tidurku hingga adzan subuh berkumandang aku kembali bangun untuk memenuhi kewajibanku bersua dengan Allah, dan lagi seperti ada yang aneh seusai shubuh mata ini tidak bisa terpejam kembali, tidak seperti biasanya. Aku memutuskan untuk menyetrika pakaian-pakaianku, posisi hape baterai 6% dan aku malas untuk mengisinya. Hati ini tetap tak tenang serasa ada yang terjadi tapi aku tak tau apa yang sedang terjadi hingga akhirnya pukul 05.30 aku ingat betul saudaraku menelponku.

Dering telponku berbeda atau hanya perasaanku saja, dengan suara terburu-buru saudaraku mengatakan “mama sakit?” lalu dengan entengnya aku menjawab “engga mama gasakit.” tapi memang aku tidak mengerti kondisi mama, aku yang sedang berada di kos mendapat kabar seperti itu, langsung cemas dan ingin segera mengetahui apa yang sedang terjadi, telpon pun terputus karena bateraiku habis. Aku langsung mengambil kabel dan mencharging hapeku. Mengejutkan aku mendapat notif dari saudara yang lain bahwa mama sudah meninggal dunia, rasanya seperti mimpi, kaki gemetar, bibirku kaku tak bisa berkata, hanya air mata yang keluar terus menerus, hati ini hancur memang hati siapa yang tak hancur yang mendengar kabar pahit seperti itu. Pada saat itu hanya ada 2 adikku yang berada di rumah bersama mama, aku sungguh khawatir tapi aku tak bisa berbuat apa-apa, memang rasa menyesal selalu ada namun aku tetap khuznudzan dengan ketetapan Allah. Posisi papa berada di Jakarta, dan mendapat kabar tersebut pastinya hancur sama sepertiku, padahal tadi malam beliau berdua masih sempat bertukar cerita dalam telpon.

Mungkin banyak bagian yang terpotong, tidak semua aku ceritakan disini. Aku hanya ingin menuangkan sepenggal kisah mamaku disini, meski aku tau mama tak bisa membaca tulisan blog ku ini sekarang, tapi aku yakin mama masih hidup tapi cuman beda dimensi saja. Mama tetap hidup dalam hati ini, hati kami. Ma, terimakasih ya sudah menemaniku 20tahun penuh kasih, mendidikku menjadi wanita yang kuat dalam menghadapi apapun yang terjadi, menjadi wanita yang disiplin untuk tidak menunda menjemur pakaian setelah mencuci, melempit pakaian setelah kering, menaruh semua piring setelah dicuci, serta mencetakku sebagai irene yang gaboleh pernah puas apa yang sudah aku dapat. Ma, terimakasih satu tahun belakangan ini mama yang selalu support usahaku, meski yang kudapat tak seberapa, tapi aku yakin sekali mama selalu membanggakanku di depan orang lain, aku ingat betul ketika aku membelikan mama minyak, mama senang sekali sampai-sampai mama gamau pakai minyak itu untuk menggoreng, mama simpan minyak itu, irene kagum sama mama, irene pingin punya hati yang tulus untuk mencintai sesama seperti mama. Ma, kemarin irene genap berusia 20 tahun, biasanya mama selalu sempetin untuk cium kening irene, tapi sekarang beda tapi aku tau mama selalu dukung irene dari sana karna sampai saat ini irene masih kuat. Tahun lalu mama masih beri irene sepotong rok dan baju atasan berwarna kuning untuk kado ulang tahunku, tapi tahun ini mama beri irene kado yang jauh lebih mahal dari pada itu ma, mama beri irene 2 orang adik yang super super hatinya sekuat baja meski terkadang suka badung kalo dibilangin, dan mama nitipin papa ke irene, Ma, terimakasih ya irene akan jaga semampu yang aku bisa, aku berusaha jadi mbak dan mama untuk jeje dan ira meskipun tidak sesempurna mama, sesabar mama, irene bakalan temenin papa disaat seneng maupun susah seperti mama setia selalu ada buat papa. Ma, sekarang aku bisa membawa jeje kalau aku sedang keluar jalan-jalan bersama temanku, aku akan temani jeje sama seperti mama temani aku. Ma, maafin irene yang tidak sempat membelikan mama seporsi kwetiau pedas. Syurga tanpa hisab adalah tempatmu ma, semoga tenang disana bersama adik Irsyad, malaikat-malaikat Allah yang akan mengantarkan kwetiau pedas dan es teh manis kepadamu setiap waktu yang kamu mau ma. Sekali lagi terimakasih telah menjadi mama yang sangat sempurna untuk kami. Semoga dengan kadomu kali ini aku bisa menjadi wanita yang sempurna sepertimu ma. 

salam rindu, putri pertamamu.

Comments

Popular posts from this blog

Covid-19

Nostalgia dikit boleh ya, sekitar tahun 2012 aku aktif di sosial media mulai dari facebook, twitter, instagram rasanya belum, punya blog ini juga belum. Bahkan aku inget banget di usia ku yang masih belasan tahun itu ga seberapa seneng yang namanya membaca, mungkin kalau ada sesuatu hal yang aku gatau, aku bakalan langsung nanya ke mama. Jadi bisa dibilang segala sumber informasiku itu mama hehehe.. Balik lagi ke soal sosial media yang aku gunain, I only used it for entertainment. Masih gatau tuh caranya nemuin konten-konten positif di fb, mungkin emang masih jarang yang ngebikin konten yang berbobot. Apalagi YouTube malah jarang banget diakses. Twitter juga gitu cuman buat having fun mentionin temen-temen, belum tahu yang namanya trend topics for checking what’s happening now in Indonesia or even the world. Seiring bertambahnya usiaku ditambah dengan kecanggihan Era 4.0, semua informasi mudah di dapat. Aku gamau buta lagi tentang apa yang lagi terjadi saat ini. Satu bulan bel...

Met the President of Indonesia

    6/09/18 yesterday was a great day at 10.00AM. I and my roommate menyambut kedatangan Bapak President RI ke 7 Ir.H.Joko Widodo di depan gang my dorm a.k.a kos bergabung bersama para warga jln. Dukuh Menanggal dan tak lupa para jajaran polri dan TNI. For the first time i met President RI it was fun girangnya bukan kepalang even though gabisa berjabat tangan langsung & take a picture together 😭. Gapapa yang penting bisa dapet kesempatan liat dan kampus gue sedikit tersorot itu udah alhamdulillah coy.     How lucky they are.. mahasiswa baru beserta perkumpulan guru dan dosen yang bisa langsung satu gedung sama Bapak. Ngga hanya Pak President Jokowi, Bu Risma selaku Walikota Surabaya dan Pak Soekarwo yang masi mejabat as a governor of east java ikut datang mendampingi Pak Jokowi. Dan tak lupa rombongannya so Lit! hahaha norak deh akyu.     Seneng banget begitu H-1 denger Bapak RI nomor 1 mau ke kampus omg. Dari mulai yang kecil ampe yang gerang,...

Which One Is Better?

Before I begin to write this blog. Did you remember guys if I wrote about my hobby?. I am a girl who likes drawing and also painting. Now I want to tell about how I use my Acrylic or Aga paint and maybe which different between Acrylic and Acrylic with Oil Colour. Exactly Aga paint is cheaper than Acrylic, Aga paint also get good results if used with the correct technique on canvas. But I prefer Acrylic when I’m painting because I think the results from acrylic it’s pretty cool. You need to know if Acrylic also can use on face. It is safely and isn’t harmful. Because I knew from internet and I saw the painter use Acrylic when they doing face painting. yay! so do I. I paint my face with Acrylic. tbh it was difficult to painting by my own hand but I did it! Let’s see my b🦇tman and k🐟i on my face. taraaa : what do you think guys? I’m become jubilant if you comment below:)). After Acrylic going to dry, it was very easy to remove acrylic from my face. It is different with ...