Skip to main content

The Kiddos are Cheering Me A Lot

   

 1 Juni yang lalu, tepat 21 tahun aku hidup di dunia, dua puluh satu tahun dibesarkan, dikasih makan, disekolahkan, dua puluh satu tahun yang amat berkesan, dua puluh satu tahun bertemu dan mengenal dengan banyak macam orang, suka duka sudah pernah mampir dihidupku, tak jarang perasaan kusut sering tinggal didiri ini. Sebenernya sejak berusia 16 tahun aku mencoba untuk memenuhi keinginanku dengan uangku sendiri, eitss keinginan lho bukan kebutuhan :p tandanya aku masih diberi makan gratis, tempat tinggal gratis, kuliah gratis dibiyai sama orang tua hehehe jadi belom mandiri-mandiri amat ya, sekadar membeli hape dan skincare pake duit sendiri. Tapi rasanya aku mulai bisa menyisihkan sebagian rezeki ku untuk membantu keperluan adekku, seperti membeli buku-buku paket sekolahnya, sepotong seragam, dan bayar wifi sendiri. Menurutku itu sebuah satu kenaikan pencapaian diumurku yang sudah gapantes untuk merengek-rengek minta hal gapenting, bahkan aku sudah memikirkan untuk bagaimana caranya mengisi perutku yang kosong diesok hari. Thanks to myself, I am good enough did all those stuff well.

    Kali ini aku akan membagikan pengalaman mengajarku, mungkin ini pengalaman mengajar kedua setelah yang pertama berinteraksi dengan kiddos pada tahun lalu di Atma English Course yang hanya bertahan 2 minggu, kenapa 2 minggu? Baca aja deh dipage yang Thanks Atma! Anyway, kali ini bukan ngelamar di LBB lagi, melainkan mencoba buka lesan sendiri di rumah. Murid pertamaku adalah Reyhan Artha, Allena, Farel Ardani, Clara dan Tya. I’m glad to met them. Ga lama aku dapet amanah 2 anak lagi yakni Fito dan Iqbal. They’re fun, every children has own unique. Awal mengira passion ku cooking and selling, mengingat dari SMA sering mencoba menu baru dan langsung ku jual mostly laris, itu tandanya enaaa hihihi jangan lupa jajanin ya mampir aja di ig @tigadara__ lagi menggeluti dunia percirengan dengan sambel surgawi yang beda. Okkk back again to the topic, aku ketambahan amanah 7 orang anak lagi. Anisa, Aurel, Vega, Guntur, Mutiara, Rizky, Bima, Farel dan Raihan. Total 17 amanah yang kupegang, dari yang pertama hanya start dari jam 9-11 sekarang jadi 3 sesi, pagi, siang dan sore.

    Cape? Cape lah, mana ada kerja yang ga cape?!?! Semua akan mumet pada bidangnya masing-masing kok, cuman tergantung kitanya aja mau nunjukkin apa engga. Mengenai mengajar kiddos dengan level yang beda itu ga mudah, ada yang dari paud sampai kelas 2 SMP ga gampang nge handlenya dengan seorang diri, tiap malem musti kepikiran buat nyiapin materi untuk yang SMP, mikirin metode apa untuk yang Paud biar ga gampang bosen dan baru masuk kelas 1 untuk melancarkan membaca. Reading is the most important thing, tapi sebagian dari kita sering kecolongan, yang aku absorb dari sebagian kecil muridku, mereka cenderung lebih senang untuk pelajaran yang simple dan tidak begitu banyak bacaan. Bukan maksud untuk mengkritisi kekurangan mereka, engga sama sekali. Justru disini peranku besar, gimana caranya mereka harus love reading more and more.

    Most of them, kedua orang tuanya bekerja ditambah sekarang school from home dimasa pandemi merupakan challenging tersendiri bagi setiap keluarga, bagaimana tidak? Kerja iya, pekerjaan rumah tetep jalan, dan disambi menemani anak bersekolah 24/7, siapa berani jamin 100% mood tidak berubah? What a life. but I'm sure we can though it well dengan segala kekurangan kita. Setiap hari berkecimpung dengan tugas anak-anak mungkin ini earlier training untuk aku sebagai mahasiswa tingkat akhir di jurusan pendidikan dan aku cukup senang. Setauku dengan SFH ini lantas bukan menjadikan guru-guru yang memberikan materi dari sekolah dengan tidak memfilter sebagian soal, maksud memfilter disini, mungkin bisa dipadatkan materi supaya si anak juga tetap enjoy belajar di rumah yang notabene bukan tempat, ruang atau wadah yang asik untuk keseharian belajar tanpa bertemu teman dan guru. Tapi tidak jarang aku menemui beberapa guru yang masih memberikan soal tidak sesuai competence si anak, bahkan ini murid baru kelas 1 di SD yang premier daring juga, obviously si guru juga belum secara langsung melihat peserta didiknya.

    Banyak yang mengeluh kelelahan pengerjaan tugas yang seabrek dalam satu waktu, mungkin jika untuk usia 6-7 yang baru terjun di primary school jelas dia akan shocked, dan jenuh. Tapi ya percuma juga nulis disini tidak mengubah apapun, karna aku bukan siapa-siapa. Note, hal ini aku temui bukan di sekolah dasar negeri. Mostly dikalangan underrated primary school yang melakukan hal ini. Ini koreksi tersendiri bagiku sebagai calon pendidik, untuk tidak melakukan hal yang sama dikemudian hari. Then, reminder for parent, aku tau betul lelahnya hustling untuk menuhin semua kebutuhan keluarga, tapi bukan berarti untuk tidak menengok perkembangan anak dalam hal lain, mungkin memang aku belum berkeluarga. Tapi sedikit banyak aku belajar dari keluargaku dengan papaku as a single parent, dan peran ganda yang aku miliki juga sebagai kakak sekaligus momma untuk adek bontot ku. Kalo semisal dia normal dalam bermain bersama teman, aktif kesana kemari selayaknya anak kecil pada umumnya, tetapi disatu sisi si anak kurang dalam hal mengikuti pelajaran this is “crucial concern” peran kita harus balance dalam monitoring, tengok sesering mungkin dan pastikan kita sendiri juga yang dapat membantu perkembangan anak, bukan orang lain.

    Satu lagi, jangan seratus 100% mempercayai sepenuhnya kepada anak atau pun guru di sekolah, singkat contohnya begini, seorang ibu mengamanahi aku dengan catatan si anak ini sudah cukup lancar dalam membaca, tapi dengan metode pengulangan dan menghafal. Whereas aku tahu betul metode menghafal kurang baik dalam membaca, yang lebih tepat adalah mengeja dan memahami setiap hurufnya. Agar jika dapat bacaan baru si anak tidak mudah lupa dengan apa yang sudah dihafalkan sebelumnya, tapi si Ibu percaya hal itu dari seorang guru yang melabeli anaknya bahwa metode membacanya dengan dikte menghafal yang jelas kurang tepat. That needs to be underlined are  boleh aja kita mempercayai sesuatu, akan tetapi itu tidak membuat menutup mata dengan koreksi beda dari orang lain.  Aku tahu itu hal yang ga mudah dan tidak ada manusia yang seperfect itu dalam menjalani semuanya. Semoga dengan tulisanku ini bisa jadi reminding tersendiri untuk kita calon para orang tua, maupun yang sudah menjadi orang tua agar dapat memberikan yang terbaik untuk anak-anak.


potret-potret kecil tapi ga lengkap karna aku ambil atas izin mereka. yang gamau difoto ya ga maksa, karna anak kecil itu sama kayak orang dewasa cuman beda nya dia kecil aja, and they have privacy too^^

 





Comments

Popular posts from this blog

Menara Masjid Al-Akbar Surabaya

Di dunia ini manusia ga lepas dari yang namanya kenikmatan. Sebenernya nikmat itu udah sering kali di depan mata kita coy, cuman yang sering lupa adalah bersyukur dengan nikmat Allah sekecil apapun itu. A week ago I did my final exam. Mata kuliah speaking II bisa di bilang agak creepy, karna dosen kami  yang satu ini bisa dibilang powerful banget dengan critical thinking nya so mau ga mau kita orang yang biasanya mikir seadanya kudu dituntut berpikiran  luas seperti beliau biar bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan yang super unik dari beliau. Bersyukur banget bisa ketemu beliau. Ada yang pernah ngerasain ga serasa hidup ini kayak ga adil? misal nih ya lu yang pdkt ngejar si die abis-abisan eh malah si enoh yang jadian nahloh ngapain banget dah, percaya deh jodoh dah di atur dibuat selow ae tapi yaa jangan keseloan haha. Serius napa, maksud contohnya begini dia yang uda getol tu shalat 7 waktu di tambah dhuha dan tahajud tapi idupnya biasa biasa aja, sedangkan dia yang j...

Which One Is Better?

Before I begin to write this blog. Did you remember guys if I wrote about my hobby?. I am a girl who likes drawing and also painting. Now I want to tell about how I use my Acrylic or Aga paint and maybe which different between Acrylic and Acrylic with Oil Colour. Exactly Aga paint is cheaper than Acrylic, Aga paint also get good results if used with the correct technique on canvas. But I prefer Acrylic when I’m painting because I think the results from acrylic it’s pretty cool. You need to know if Acrylic also can use on face. It is safely and isn’t harmful. Because I knew from internet and I saw the painter use Acrylic when they doing face painting. yay! so do I. I paint my face with Acrylic. tbh it was difficult to painting by my own hand but I did it! Let’s see my b🦇tman and k🐟i on my face. taraaa : what do you think guys? I’m become jubilant if you comment below:)). After Acrylic going to dry, it was very easy to remove acrylic from my face. It is different with ...

Everything Has Changed

Happy new year everyone, I hope we blessed in every step we walk Aamiin.. Sebelom hari natal tanggal 14 kalo ga 15 december, gue sama mama dan dua adek yang super resek liburan ke Jakarta, I haven’t been there, almost seven years ago. banyak banget yang berubah dari Ibu Kota, mulai dari suasananya, orangnya, and exactly those buildings. Tapi banyak hiasan lucu karna bekas Asian Games kemaren. Kangen se kangennya sama kota kelahiran, sama sodara, sama abang somay yang masih banget inget gue, kangen tetangga yang masih nyapa gue “eh Iren dah gede yak, baru maen yak.” terharu tau ga masi diinget wkwk lebhay. Baru nyampe pagi, malem nya kita jalan ke pantai ancol, cuman foto-foto doang sama pulangnya jajan gitu di apron kemayoran banyak banget makanan, dulu sih tempatnya bisa buat nongki kalo sore, katanya sekarang kaya di pindah gitu tempat buat nongkinya. Tapi masi asik. Lupa ga nge foto apron nya, aku kasih pict waktu di Pantai Ancol aja yak dari kanan Keane, Irjelita,...