Skip to main content

Covid-19


Nostalgia dikit boleh ya, sekitar tahun 2012 aku aktif di sosial media mulai dari facebook, twitter, instagram rasanya belum, punya blog ini juga belum. Bahkan aku inget banget di usia ku yang masih belasan tahun itu ga seberapa seneng yang namanya membaca, mungkin kalau ada sesuatu hal yang aku gatau, aku bakalan langsung nanya ke mama. Jadi bisa dibilang segala sumber informasiku itu mama hehehe..

Balik lagi ke soal sosial media yang aku gunain, I only used it for entertainment. Masih gatau tuh caranya nemuin konten-konten positif di fb, mungkin emang masih jarang yang ngebikin konten yang berbobot. Apalagi YouTube malah jarang banget diakses. Twitter juga gitu cuman buat having fun mentionin temen-temen, belum tahu yang namanya trend topics for checking what’s happening now in Indonesia or even the world. Seiring bertambahnya usiaku ditambah dengan kecanggihan Era 4.0, semua informasi mudah di dapat. Aku gamau buta lagi tentang apa yang lagi terjadi saat ini. Satu bulan belakangan ini mungkin masyarakat dunia telah digemparkan oleh satu virus, dan awalnya aku menganggap ini virus biasa karena mendengar beberapa sekilas info hanya menyerang beberapa negara saja. Tapi ternyata, ini semua berbanding terbalik banyak keterangan-keterangan lebih lanjut bahwa virus ini sudah menjadi pandemic alias wabahnya ini menyebar ke seluruh dunia. Mulai dari tua-muda bisa kena ini virus bahkan tanpa gejala sekalipun. Menurut informasi singkat yang aku dapetin dari WhatsApp resminya COVID19.GO.ID, Coronavirus itu merupakan keluarga besar virus yang dapat menyerang manusia dan hewan. Biasanya pada manusia menyebabkan penyakit infeksi saluran pernafasan, mulai dari flu biasa hingga penyakit serius, seperti MERS dan SARS. Covid-19 sendiri merupakan coronavirus jenis baru yang ditemukan pada manusia di daerah Wuhan, Provinsi Hubei, China pada tahun 2019. Maka dari itu, Coronavirus jenis baru ini diberi nama Coronavirus Disease-2019 yang disingkat menjadi Covid-19.

Atau kalau kalian ingin tahu lebih lengkap lagi tentang virusnya bisa browse sendiri di web lain jangan lupa cari sources yang legit, jangan gampang kemakan hoax ya! yang mau aku bahas disini adalah tentang ketidakpekaan atau sikap menyepelekan yang banyak terjadi di society kita. Yang awalnya ga pernah menyangka virus ini bakalan nyampe di Indonesia, ternyata memang benar kedasyatan pandemi ini sekarang kita rasakan, mau tidak mau yang kemarin hanya sekedar membaca kasus-kasus yang terjadi di negara lain sekarang berubah menjadi lebih mawas diri di lingkungan kita sendiri. Bahkan setiap harinya kasus di Indonesia terus bertambah, itu semua tidak membuat mereka-mereka yang bebal akan larangan yang dibuat pemerintah untuk sementara tidak kumpul-kumpul dikeramaian malah tidak dihiraukan. Social distancing, or physical distancing upaya kita semua agar flattening curve ini berhasil dalam 14 hari bahkan mulai terhitung dari tanggal 16 maret sampai sekarang belum berhasil menurunkan tingkat kasus yang ada.

Tidak perlu jauh-jauh, aku kerap menjumpai muda-mudi di kampungku yang hampir setiap malamnya masih nongki di warung dengan rokoknya, mereka masih hidup normal seperti biasa dan rasanya tidak mengisolasi diri atau bahkan gemar menjaga kebersihan dengan mencuci tangan sesuai anjuran, seolah-olah nothing is happening right now gitu bagi mereka. Sedikit sebel melihat pemandangan seperti itu, ya mungkin memang balik lagi ke individunya yang memang ga aware tentang semua ini. Ga hanya muda-mudi, ibu-ibu pun belum sempurna menerapkan physical distancing ini terlihat saat berbelanja di tukang sayur masih saja tidak berjarak, hal ini sangat mengkhawatirkan tapi tak jarang juga sedikit dari mereka yang sadar berbelanja membawa hand sanitizer sebelum memegang belanjaan yang dibeli, mereka menggunakannya.

Mengenai hand sanitizer memang penting digunakan dalam keadaan darurat, seperti diluar rumah, jauh dari jangkauan air bersih dan sabun. Hand sanitizer bisa jadi solusi yang tepat, berhubung saat ini lagi dibutuhin semua orang mengakibatkan minimnya ketersediaan barang di minimarket/supermarket, bahkan sekalinya ada harganya naik 2x lipat. Karena mulai langkanya barang dipasaran, ini menimbulkan sebagian besar orang mencoba membuatnya sendiri dengan bantuan resep atau takaran yang ada di social media atau web. Jujur sampai saat ini aku hanya memiliki 1 hand sanitizer dan itu hanya untuk papa mengingat pekerjaannya yang mengharuskan di luar rumah. Tidak ada salahnya mencoba membuat hand sanitizer sendiri selama takarannya benar, yang di sayangkan sekarang banyak sekali penjual yang hanya haus keuntungan semata. Bahkan dari informasi yang aku dapat dari beberapa temen, banyak percetakan yang menerima orderan sticker untuk hand sanitizer dengan catatan “mas, tulisan komposisinya ikut yang merk ini aja” ujar seorang customer menunjukan screenshot di galeri hpnya. Kesal memang mengetahui hal ini masih banyak terjadi di masyarakat kita, that’s why kita sebagai konsumen yang harusnya aware and make sure hand sanitizer contain at least 60% alcohol, ga asal beli, ga asal punya. IMHO selama kita masih berkegiatan di dalam rumah cuci tangan pakai sabun apa aja dan sesuai aturan itu lebih baik, ketimbang beli barang yang ga jelas ingredients nya. Peran influencer yang kurang tepat di sosial media juga dapat menimbulkan para milenial keblinger mengikuti gayanya. Minggu lalu sempat ada salah satu beauty influencer yang menggunakan latex gloves ketika berbelanja di swalayan, ditambah selfie dengan pose memegang dagu dengan posisi latex gloves belum dicopot dari tangannya. Hal ini menunjukan kebutuhan konten yang hanya sekedar haha hihi dan mengupload kegiatan di socmed tanpa memikirkan dampak  bahwa followersnya nanti sedikit banyak ngikutin dia. Untuk apa pake sarung tangan latex yang tadinya abis dipake kemana-mana, pastinya masih ada kuman yang tertinggal disitu malah berselfie ria, mungkin dia ga sadar sarung tangan yang dia tempelin ke pipi itu bakalan ada germs juga yang ngikut lmao. Jangan bosen buat recheck info yang kalian dapet dari sumber yang sah, dan tetep jaga kebersihan. Stay healthy y’all semoga pandemi ini mereda dan hilang tentunya menjadi pelajaran untuk kita semua pentingnya menjaga kebersihan.


Comments

Popular posts from this blog

Which One Is Better?

Before I begin to write this blog. Did you remember guys if I wrote about my hobby?. I am a girl who likes drawing and also painting. Now I want to tell about how I use my Acrylic or Aga paint and maybe which different between Acrylic and Acrylic with Oil Colour. Exactly Aga paint is cheaper than Acrylic, Aga paint also get good results if used with the correct technique on canvas. But I prefer Acrylic when I’m painting because I think the results from acrylic it’s pretty cool. You need to know if Acrylic also can use on face. It is safely and isn’t harmful. Because I knew from internet and I saw the painter use Acrylic when they doing face painting. yay! so do I. I paint my face with Acrylic. tbh it was difficult to painting by my own hand but I did it! Let’s see my b🦇tman and k🐟i on my face. taraaa : what do you think guys? I’m become jubilant if you comment below:)). After Acrylic going to dry, it was very easy to remove acrylic from my face. It is different with ...

Menara Masjid Al-Akbar Surabaya

Di dunia ini manusia ga lepas dari yang namanya kenikmatan. Sebenernya nikmat itu udah sering kali di depan mata kita coy, cuman yang sering lupa adalah bersyukur dengan nikmat Allah sekecil apapun itu. A week ago I did my final exam. Mata kuliah speaking II bisa di bilang agak creepy, karna dosen kami  yang satu ini bisa dibilang powerful banget dengan critical thinking nya so mau ga mau kita orang yang biasanya mikir seadanya kudu dituntut berpikiran  luas seperti beliau biar bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan yang super unik dari beliau. Bersyukur banget bisa ketemu beliau. Ada yang pernah ngerasain ga serasa hidup ini kayak ga adil? misal nih ya lu yang pdkt ngejar si die abis-abisan eh malah si enoh yang jadian nahloh ngapain banget dah, percaya deh jodoh dah di atur dibuat selow ae tapi yaa jangan keseloan haha. Serius napa, maksud contohnya begini dia yang uda getol tu shalat 7 waktu di tambah dhuha dan tahajud tapi idupnya biasa biasa aja, sedangkan dia yang j...